Cerita UPSI 2018

Petualangan ini adalah ke sekian, meskipun bisa dihitung jika mau. Bagiku ini tak terhingga, tidak ada sistem pembinaan yang se-keren ini. Kemarin kita hanya bermimpi dan berangan bisa main di luar negeri dan skala internasional, hari ini Allah mengijinkannya untuk terwujud (lagi). Bergabung dengan hockey UNJ adalah takdir yang selalu aku syukuri selama masuk organisasi hockey. Meski hampir setiap tahun, ketika UPSI mengadakan kejohanan bisa ada di Tim UNJ, tapi  kali ini berbeda… Setiap waktu punya momen dan kenangannya masing-masing.

Hari ini aku akan mengabadikan momen Kejohanan UPSI ke-12 tahun 2018 lewat tulisan ini. 
Hmm.. ini adalah tahun ke empat aku kuliah, tapi beruntung masih dipercaya untuk tetap bermain dan membela almamater. Hal yang membedakan dari sebelumnya selain tempat penginapan yang lebih mewah adalah komposisi pemain dan kategori pertandingan.

Posisiku ada di tim B, komposisi pemain yang berbeda dari event sebelumnya, karena kali ini melibatkan tiga generasi, yaitu 2011-2014-2017. Ada senior yang senior dari senior. Ah, kuberi tahu komposisi dari tim B ya, mulai dari yang paling senior, ada Ka Sa’adah generasi 2011 a.k.a seniornya 2014. Terus ada Aku dari 2014, selanjutnya beruntun ke bawah, Indah & Eris (2015), Dita & Isham (2016), Refo & Intan (2017). Menurutku bagian ini yang unik dari komposisi tim B. 



Kategori pertandingan yang kami ikuti adalah kategori umum, karena tidak ada kategori perguruan tinggi. Tim putri juga cukup rame dengan 16 tim. Artinya ada babak perempat final, sebelumnya dari babak penyisihan langsung ke semi final. Tim B berada satu pool dengan tim Landak Netpune, Chonburi B, dan USM Alfa. 

Meskipun bersama tim ini belum disatukan sebelumnya, tapi secara keseluruhan aku menikmati semua game. Hanya saja karena waktu pertandingan yang 10 menit, membuat beberapa keputusan kadang salah paham. Contohnya saat tim kami dapat shoot-corner, masih belum matang dalam penentuan posisi. Beberapa memang sudah tahu dibagian mana harus beraksi, tapi kadang masih belum yakin sama yang biasa. Sebenarnya aku melihat ini juga karena di event sebelumnya, ketika dapat keuntungan shoot-corner selalu ngandelin satu orang, jadi pas orangnya gak ada bingung. Ini juga catatan yang harus diperhatikan di latihan berikutnya sama di beberapa event mendatang. 

Kami melewati babak penyisihan dengan lancar, tanpa tersendat. Setiap game di penyisihan bisa mendapat poin penuh, kecuali lawan Chonburi B. Ketika lawan tim asal Thailand ini, kami hanya bisa mendapat poin satu dan harus puas dengan skor akhir 0-0. Tapi itu tak mempengaruhi apapun, karena kami tetap masuk ke babak perempat final. Sayangnya, kami harus berhenti di babak ini. Kami lawan Chonburi A, dengan posisi ketinggalan skor membuat kami harus ektra melakukan penyerangan, beberapa kali harus terhenti dan kena serangan balik. Tempo permainan juga lebih cepat, dari semua serangan akhirnya kami berhasil membuahkan shoot-corner yang berakhir dengan gol dan bisa menyamakan kedudukan dengan skor 1-1. Skor akhir pertandingan ini adalah 2-1 untuk chonburi A, setelah dilakukan penalty stroke. Aku satu shooter-nya. Tapi GAGAL, bolanya ketepis glove kiri kiper. Aduh, jangan ditanya apa yang tejadi berikutnya. 

Setelah semua perjuangan, pengorbanan dan melakukan apa yang mampu dilakukan, apapunn hasilnya tetap aku syukuri. Mungkin ini juga salah satu bagian dari proses pembelajaran, jika aku bisa belajar dari manisnya kemenangan dan pahitnya kegagalan berati proses pembinaan ini berhasil. Aku mengaitkan ini dengan kehidupan ya, beberapa waktu lalu aku pasti nangis, marah, kesel, menyalahkan diri sendiri setiap targetku tak berhasil atau ketika aku menemui kegagalan. Padahal banyak sisi yang bisa aku syukuri. Hasil ini semoga membuatku terus belajar, memperbaiki apa yang salah dan menambah apa yang kurang. Setelah melakukan secara maksimal apa yang bisa dilakukan berarti hasil itu sudah maksimal, kalo ternyata hasilnya belum tebaik berarti masih banyak yang harus diperbaiki. SEMANGAT.    

Komentar

Postingan Populer