Jakarta Setelah Hujan
Sore ini hujan mewarnai langit Jakarta, dia datang tanpa aba-aba dan begitu saja. Saat hujan memulai aksinya, aku sedang berada di stadion olahraga. Suasana ramai menjadi daya tarik orang yang merasa sepi dengan kesendirian. Aku ada diantara banyak orang yang sedang berteduh dari sapaan hujan beserta petirnya.
Pandanganku berpusat kepada beberapa anak yang sedang bermain bola di lapangan. Sebagian dari mereka tak mengenakan baju, hanya celana pendek dan tanpa alas kaki. Mereka berlari mengejar bola, saling berebutan. Barangkali memang itu definisi bebas, saat manusia tetap melakukan apa yang ingin dilakukan tanpa bayang-bayang rasa takut. Padahal petir saling bersahutan memecah langit yang kelabu.
Kemudian pandanganku beralih pada sekelompok orang tepat tiga meter berkumpul dari tempat aku duduk. Mereka tanpa suara tapi aku melihat keriuhan di sana. Satu sama lain berkomunikasi dengan cara meraka sendiri tanpa aku mengerti sedikitpun. Aku hanya memahami tentang mereka yang bercerita dan mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Mereka adalah anak-anak tuna wicara dan tuna rungu. Bisa jadi, kebabasan itu ada saat kita merasa diterima dan bisa mengungkapkan isi kepala tanpa harus merasa tak diterima.
Saat hujan mulai reda, beberapa anak perempuan berlarian juga ke lapangan. Mereka bermain di genangan air. Saling menyipratkan air, menjorokkan temannya supaya kuyup, dan satu anak melakukan gerakan baling-baling, entah apa yang terlintas dipikiran mereka saat melakukannya. Tapi barangkali kebebasan itu adalah ketika tak peduli tentang apa yang orang lihat dan orang pikirkan terhadap apa yang kita lakukan.
Aku melihat diriku sendiri, aku merasa bebas karena aku tak terdistraksi oleh hal apapun. Aku merasa bersyukur atas apa yang sudah aku lakukan sejauh ini, meskipun tak semuanya mudah tapi aku bisa melewatinya. Aku berusaha sebisa mungkin untuk menjadi sahabat terbaik untuk diriku sendiri. Aku merasa bebas karena aku tak memikirkan apa yang seharusnya aku pikirkan. Tapi aku tetap iri pada ketabahan bumi, dia tidak pernah merasa terkhianati saat hujan datang tanpa pelangi. Bagaimana harimu? apa menyenangkan juga? aku siap mendengarkan saat kau ingin bercerita kapanpun.
Komentar
Posting Komentar