Rela

 "Ya, Allah... Jadikanlah aku hambamu yang rela atas ketentuanMu"

Menulis di blogger seperti berteriak dalam gua. Suaranya teredam bongkahan batu dan gulita. Sedangkan aku tidak pernah mau beranjak dari halaman ini. Banyak sudut yang bisa dijadikan syukur. Namun aku masih bergumul dengan mimpi dan harapan. 

Tiba masa aku tidak mampu meredam semuanya. Semua hal yang terpendam menyeruak nyaring dalam dalih paling gusar. Semua orang heran, aku asik berteriak mengalahkan suara speaker yang tersambung dengan listrik.

Banyak orang melihatku, aku silau dan tidak menghiraukannya. Semua orang tahu aku sakit. Beberapa mengira aku dirasuki roh jahat, diantara mereka mulai menebak semua tingkah polah yang ada dalam pola pikirku. Lucunya aku jadi misuh-misuh tak memiliki rasa malu di salah satu sosial media yang populer di kalangan para orang tua; Facebook.

Saat ini aku difase merenungkan semua hal yang pernah aku lakukan selama sakit. Banyak orang tersakiti akibat perbuatanku. Aku lebih menyadari bahwa cara berkasih sayang tidak perlu dengan memendam. Tidak ada yang bisa tertahan, selain semua emosi bergumul dan menjadi bias paling nyata namun mampu membuat luka.

Tidak ada lagi yang ingin aku bahagiakan, termasuk orang tua. Setiap manusia memiliki definisi bahagianya sendiri dan aku tidak pantas menjadi sebab kebahagian mereka. Lalu, wujud bahagia kini jadi semu. Aku mulai meragukan semuanya.

_____

Setiap hari otakku puntang panting tanpa penting. Memikirkan banyak hal yang jauh di depan, menjelma perasaan cemas. Aku tidak memiliki hasrat untuk melakukan apapun.

Rasanya ingin ada seseorang yang datang menemuiku, menggenggam erat tanganku. Kemudian ia menerima se-apa adanya aku.

Sungguh, aku tidak pernah berniat menjadi seorang wanita hebat dan kuat. 

Aku ingin menjadi seteduh-teduhnya wanita, namun yang kuhadapi adalah kegaduhan demi kegaduhan.

Banyak angan dan ingin menjadi satu, aku menyebutnya mimpi. Dan aku di fase belum sanggup menerima jika mimpiku harus diabaikan satu-satu. Aku tidak memiliki hal yang harus dilakukan.