Cerita Anak Kecil



Anak ini ketakutan saat menggunakan roda dua, turunan menjadi musuhnya. Seingetku, ia jarang sekali meminta. Hampir tidak pernah barangkali. Ia hanya menerima yang orang tuanya kasih. Bahkan sesekali ia menolak yang orang tuanya tawarkan. Dari kecil memang tak mau merepotkan, apapun alasannya.

Anak ini selalu mabok perjalnan kalo naik angkot, atau kendaran umum lainnya seperti bus atau elep. Rasanya mual dan pusing. Setiap pergi ke Bandung untuk berlibur ke rumah nenek, hal yang buat ia merasa selalu tak baik-baik saja adalah saat perjalanan pergi dan pulangnya. Ia berharap ada pintu atau tangga ajaib yang menghubungkan satu kota dengan kota yang lainnya.

Anak ini adalah kebanggan orang tuanya, anak paling beruntung diantara teman-temannya karena memiliki keluarga yang utuh. Sering dipuji dan disambut baik di lingkungan dan individu yang ditemuinya. Saat teman-temannya dimarahi orang tua karena melakukan kesalahan, ia dengan antengnya tak mengalami banyak hal yang membuat ia dimarahi kedua orang tuanya. Ibunya memang lembut, hanya sesekali memarahi. Mungkin bisa jadi wajar karena ibunya hanya ibu rumah tangga. Ia bisa menjadi sasaran dari emosi orang tuanya.

Bapak jarang sekali ada di rumah, termasuk manusia yang sibuk sekali. Hanya pulang ke rumah dua minggu sekali, di rumah tak pernah lama. Komunikasi antara anak dan bapaknya sangat terbatas sekali. Anak ini sangat ketakutan jika bapaknya marah. Ah, barangkali ketakutan di bumi yang ia hadapi adalah saat kedua orang tuanya marah. Karenaya ia selalu berusaha membuat orang tuanya tidak marah, dengan selalu menurut apa pun yang orang tuanya katakan.

Suatu hari anak ini melakukan kesalahan, ia dimarahi ibunya di depan orang banyak. Ia merasa sendirian, hatinya sakit. Ia kewalahan menyembunyikan tangis. Meski begitu ia berhasil menyembunyikan tangisannya. Ia tak menangis. Hanya hatinya sakit. Sialnya jika saat ini ia ingat kejadian itu hatinya begitu kesakitan, memorinya mengulang setiap kejadian itu dan ia menagis-- lebih banyak dari yang seharusnya. Betapa ini tidak menenagkan.

Ingin sekali membawanya keluar dari kondisi itu, mengajaknya lari. Memeluknya dan membiarkan ia menangis.


Komentar

Postingan Populer