Let Me Take My Time

hallo.. i'm here..!
Suatu hari mungkin akan ada yang mencariku atau sekedar merindukanku. Seseorang yang menemukan tulisan ini aku pastikan telah mengenalku, entah dalam waktu yang singkat atau lama, tapi terima kasih sudah berkunjung dan menemukan tulisan ini. 

Ramai orang bertanya tentang kehidupan apa yang aku rencakan dan ingin kujalani setelah lulus. Beberapa yang bertanya bisa kujawab dengan rinci, namun kebanyakan kujawab dengan sekedarnya. Alasanya bukan karena aku ingin menjadi misterius atau tak mau berbagi, hanya saja beberapa orang yang bertanya sekedar untuk basa-basi, bukan peduli pada apa yang ingin aku lakukan. Sebagian lagi bertanya tapi tak serius memberikan ruang untuk bercerita, mungkin yang lain bahkan tak terarik. Tapi aku percaya, kamu yang membaca ini sudah siap menyediakan ruang untukku bercerita dengan rasa peduli. 

kita mulai dari pertanyaan, kenapa lulus?
Awalnya aku bertele-tele memikirkan jawaban untuk pertanyaan ini, kemudian aku akhirnya mendapat jawaban pasti. Alasan dari aku lulus karena aku sudah selesai memenuhi kewajiban beban studi untuk persyaratan jadi sarjana, mengikuti semua alur yang ada, proses perkulihan, dan tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan. Umh.. tapi lebih dari itu, aku memiliki alasan emosi yang lain. Sudah kujelaskan di beberapa tulisan sebelum ini, aku bahkan tak berencana lulus dengan waktu secepat ini (bagiku ini cepat, meskipun lebih satu semester dari jatah studi yang ditanggung beasiswa). Alasan yang paling mendasarnya ada di keluarga besar, lebaran tahun 2018 lalu menyimpan banyak kisah yang sampai kapanpun tak ingin aku lupakan. Kronologi kerjadian di hari itu akan kutulis di judul lain. Sekarang kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya...

Emang udah gak mau main hockey?
jika aku hanya memikirkan diri sendiri mungkin aku akan memanfaatkan jatah studi yang ada. Aku masih mau mengikuti semua event mahasiswa, bersaing dengan yang lain untuk ada di tim, bermain secara militan dan menikmati kemenangan. Jujur saja aku masih ingin merasakan semuanya, karena momen itu adalah hal yang sangat berharga yang aku dapatkan saat menjadi mahasiswa. Sayangnya alasan pertama terlalu kuat, sampai aku akhirnya mengabaikan egoku. 

Aku tutup telinga tentang apa yang orang katakan padaku, mereka hanya tak mengerti yang menjadi pertimbanganku memutuskan untuk lulus. Aku merasa tak perlu menjelaskan apapun pada siapapun, karena aku percaya bahwa semua orang hanya akan tunduk pada apa yang mereka percaya dan ada dalam pikiran mereka. Setiap orang yang menemuiku entah sekedar mengucapkan selamat atau basa-basi yang lainnya hanya aku tanggapi dengan senyuman, termasuk meraka yang menyayangkan keputusanku untuk menyelesaikan studi ini dengan segera. Kemudian situasinya membuat aku terpojok dan tak enak hati saat mereka yang mengiraku tak peduli pada sahabat-sahabatku. Tapi di sisi lain aku adalah anak yang ditunggu oleh kedua orang tuanya untuk menyelesaikan studi, aku juga cucu dan anggota keluarga yang mereka tunggu kabar baiknya, aku adalah kebanggan keluarga dengan semua kekurangan yang aku miliki.

Kemudian kita lanjut pada pertanyaan selanjutnya yang sering orang tanyakan,

Setelah lulus mau tinggal di mana?
Aku memberikan waktu untuk diriku berpikir dan melakukan banyak hal di Jakarta. Sampai saat ini aku belum memutuskan setelahnya akan tinggal dimana, aku hanya memberi waktu sampai tahun 2020 a.k.a tahun depan untuk memutuskan kembali akan tinggal dimana. Bukan berarti setelah tahun itu aku akan meninggalakan Jakarta, aku hanya akan memikirkannya lagi kemudian memutuskan akan tetap tinggal di Jakarta atau ke kota lain, hmm.. bisa jadi ke Garut. Lagi pula, kehidupan ini terlalu dinamis, banyak hal yang ikut mempengaruhi disetiap keputusan yang diambil, hanya saja aku belum menemukan jawaban yang pasti. Lalu kenapa harus tahun 2020 aku memutuskan? setelah pertanyaan di atas biasanya ada pertanyaan susulan mengenai batas waktu untuk memutuskan. Banyak yang ingin aku coba, termasuk mengikuti seleksi beasiswa dan pengalaman kerja. Karena memang sebelum lulus aku sudah bekerja, aku hanya tinggal meneruskan pekerjaan yang ada, jika mau. Tapi sebenarnya masih banyak hal yang ingin aku coba selain kerja yang sudah aku lakukan. Aku mau punya pengalaman ini, itu dan banyak lagi, banyak maunya, saking banyaknya kadang kalang kabut tentang yang mana yang harus didahulukan. hehehe

Beberapa orang yang peduli padaku begitu mengkhawatirkanku, tentang aku akan kerja di mana dan sebagai apa. Aku begitu menghargai semua niat baiknya, aku merasakan itu dan selalu meminta Allah menyayangi orang-orang yang menyangiku. Sebenarnya aku sendiri butuh cooling down, entah ini waktu yang tepat atau bukan, tapi aku hanya merasa membutuhkannya, karena menyelesaikan tugas akhir skripsi dalam waktu  satu semester begitu menguras semuanya. Rasanya mau teriak "let me take my time....!" pada semua orang yang mengkahawtirkanku karena aku masih belum kerja secara pasti dan teratur. 

Aku sempat mengambil jeda dengan tidak melakukan apapun, tapi setelah seminggu berlalu, nyatanya aku tak bisa tak melakukan apapun. Setiap bangun justru lebih mengerikkan saat tak punya tujuan, ketika tak memiliki beberapa hal untuk dilakukan. Akhirnya aku menyerah dengan mengirim surat lamaran ke salah satu sekolah swasta di daerah Jakarta Pusat. Menariknya adalah sekolah itu sekolah menengah ke bawah, tentang ini juga akan kuceritakan di judul lain, karena aku menemukan banyak fakta tentang pendidikan secara langsung di kota yang katanya kota metropolitan. Setelah itu aku terjebak dalam rutinitas. 

Merasa tidak puas dengan hal itu, aku juga mengirim beberapa lamaran via email. Hal menariknya adalah aku melamar sebagai penulis konten. Aku sudah mengirimnya ke beberapa media yang sedang membuka lowongan kerja, beberapa media sudah menyatakan aku di tolak, beberapa lagi sedang kutunggu keputusannya. Sekarang hari-hariku lebih menarik dari sebelumnya, setiap hari aku berharap ada kabar baik. hehehe. 

Hari ini mungkin kegagalan dan penolakan tidak asing dalam hidup yang kujalani. Semuanya bisa aku terima dengan "biasa aja" karena aku percaya ini juga bagian dari hidup. Bagian dari resiko yang harus aku hadapi. Aku tidak asing dengan semua harapan yang tak terpenuhi, pada akhirnya semua akan dilalui, dengan atau tidak kita sukai. Aku hanya menyakini bahwa Allah lebih tahu tentang apa yang aku butuhkan. Aku hanya berusaha semampu yang aku bisa lakukan, kemudian aku mendapat pelajaran dari perjalanan, karena ini juga tak ada hal yang sia-sia sekalipun harus mendapat kegagalan dan ketidak sesuaian harapan. 

Saat ini aku sedang berusaha menyelesaikan esai yang harus kuisi dalam form pendaftaran Indonesia Mengajar. Ini adalah bagian dari hal yang aku rencanakan, kemudian apapun yang akan terjadi di depan aku percaya itu adalah yang tebaik. 

Ah, malam ini sampai sini dulu ya ceritanya... tentang cerita yang kujanjikan akan berbeda judul pasti aku tepati, hanya saja tidak saat ini karena aku juga harus menyelesaikan yang lain. Aku selalu berharap kamu juga menjalani hari dengan baik, mendapatkan pelajaran dari setiap perjalanan yang dilalui. Mungkin kamu juga memiliki cerita yang sama atau bahkan yang lebih hebat dari cerita yang aku ceritakan, aku akan selalu bersedia mendengarkan ceritamu atau membacanya jika kau menulis. Alasannya sederhana.. karena itu kamu (: 





Komentar

Postingan Populer