Cara Jakarta Mendidik
banyak statement tentang Jakarta selain Ibu Kota, Jakarta adalah Kota Metropolitan, bahkan orang-orang dramatis mengeluarkan pernyataan bahwa "Ibu Kota lebih kejam dari pada ibu tiri". kesempatan kali ini tinta saya akan mencelotehkan tentang cara ibu kota mendidik penduduknya, baik itu bagi tuan rumah, pendatang, dan turis, diantaranya sebagai berikut:
Pencopetan dan perampokan, saya sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa saya akan menjadi salah satu korbannya. Pada tahun 2014 semester pertama saya dan beberapa teman saya merencanakan akan struktur Renang di salah satu kolam renang di Rawamangun. tetapi pada minggu pagi itu yang jadi berangkat hanya 4 orang saja. suasana kolam renang pagi itu sangat ramai sekali, tetapi anak-anak mendominasi yang mayoritas adalah laki-laki. kami memang berniat untuk belajar renang waktu itu jadi kami tidak terlalu fokus sama hal yang lain. beberapa kali terdengar suara dari announcer himbauan untuk berhati-hati terhadap barang bawaannya apalagi yang berharga dan selanjutnya disarankan untuk menitipkan barang di tempat penitipan barang, karena saya merasa tidak membawa barang berharga jadi saya cuek saja. setelah sekitar 25 menit kita berenang terdengar kerusuhan di pinggir kolam, waktu itu saya memilih untuk tetap belajar saja tanpa menghiraukannya karena di sana banyak juga orang yang berkerumun, namun selintas saya dengar bahwa sudah terjadi kehilangan barang berharga milik salah satu pengunjung ibu-ibu, anak perempuan, dan remaja laki-laki. jika di pikir lagi sepertinya itu adalah perampokan masal. saya sama sekali tidak ingat sama barang-barang saya. setelah hampir dirasa cukup belajar berenang, akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi berenangnya, dan bergegas mandi untuk segera pulang ke Rusunawa (waktu itu saya masih tinggal di Rusunawa kampus). ketika mau beranjak meninggalkan kolam dan cek barang-barang ternyata handphone udah ga ada, udah coba dicari-cari dan diubek-ubek tapi tetap saja gak ada, udah coba nenangin diri, udah coba dicariin temen juga tapi hasilnya nihil, merasa frustasi kami pun mencoba untuk mendatangi penjaga yang posisinya tidak berada jauh dari kolam. Bukan menemukan solusi malah jadinya cuma di nasehati sama penjaganya,
"makanya lebih baik kalo punya barang berharga itu di titipin aja sama penjaga" katanya
"mencurigai orang tidak, atau kamu lihat ada yang deketin tas kamu?" tanyanya,
tapi saya jawab dengan gelengan kepala. Pas mau cek sisi TV petugasnya bilang kalo hari minggu yang jaga di kantornya gak ada dan kantornya dikunci, kan kocak banget ya kalo gitu. Padahal tempat wisata seperti kolam renang itu ramenya hari libur. Kita juga jangan ngandelin keamanan.
Beda lagi sama apa yang dialamim Kyran, adek kelas. Musibah juga terjadi di semester 2, artinya tahun pertama dia di Jakarta. Bedanya kejadian nya kalo Kyran di Metro mini. Dia kehilangan handphonenya pas bayar ke sopir Metro mini.
Di Jakarta itu sulit mencari tempat yang benar-benar aman, apalagi di tempat umum, kendaraan umum, dan tempat wisata. Kita harus benar-benar menjaga barang bawaan kita, apalagi barang-barang berharga.
wah, ini mah digiring kepoin lanjutannya...baelah..hihi
BalasHapusHihihi.... Iyaa, biar terus di pantengin (:
Hapus